Sinopsis Novel Ayah Karya Andrea Hirata

Posted by Unknown on 10:40 PG with No comments
Deodatus Utomo
X IPA II

Ayah
karya Andrea Hirata

            Sabari namanya. Ia adalah orang yang teguh dan sabar hati selayak namanya, Sabari. Dihiasi oleh bait-bait puisi sebagai hadiah terindah dalam hidupnya. Alur hidup Sabari tidaklah seperti ikan-ikan besar yang mengikuti arusnya mata air, melainkan seperti ikan tuna yang melawan arus sehingga dagingnya empuk dan dicari-cari. Setiap masalah tidak pernah diabaikannya mau itu besar mau itu kecil. Belitong sebagai bantengnya, sederhana sebagai prinsipnya, dan jujur sebagai pegangannya. Indah katanya, tapi sedih hidupnya, putih hatinya, namun hitam kulitnya. Entah karena dia tahu atau tidak bahwa dunia itu bulat. Namun jelas, bahwa dunia sangatlah luas bagi Sabari. Berarti sekali.
Tak lupa hidup Sabari diwarnai juga oleh kedua manusia dengan otak pas-pasan, yaitu Ukun, Tamat, dan Toharun. Mereka sekawan, sehati, sewarna pula nilai rapornya seperti matahari sore, merah penuh. Mereka bersama-sama berpetualang dan bertumbuh hingga sampailah mereka mengenal arti dari cinta .Namun, apa jadinya ketika Sabari jatuh hati ? Mungkin awalnya dunia akan terlihat ingin kiamat, tetapi, setelah beberapa lama memendam rasa, dunia justru semakin demikian. Siapa yang lebih malang ?
             Purnama kedua belas, Marlena namanya. Pujaan hati Sabari. Ia adalah seorang yang cantik, tapi liar hatinya. Berapa kali sudah ia tidak mengacuhkan Sabari yang malang ? Seribu kali mungkin. Kesal, benci, dan marah memang sudah pantas diterima Sabari. Namun, inilah yang menghiasi hidup laki-laki culun ini. Tapakkan jalannya, pilihan hidupnya untuk semakin dewasa, hingga sampailah ke sebuah tanggung jawab yang besar, amat besar. Ayah sebutannya.
Hal yang menarik
       Penulisan sastra yang sederhana dan klasik menjadikan ciri yang memikat dalam novel ini.
       Alur ceritanya mudah untuk diikuti, namun terlepas akan makna dari tujuan novel ini.
       Memiliki banyak tokoh, namun tidak membuat pembaca menjadi bingung, melainkan  menjadi tidak bosan dan penat.
       Kesedihan, humor, dan kebahagiaan dapat mudah untuk ditangkap bagi pembacanya.
       Memiliki alur dan tujuan yang kaya akan makna hidup.
       Ceritanya menggabarkan realita meski novel ini adalah novel fiksi.

Pelajaran

Kita menjadi tahu bagaimana kita menjalankan hidup yang penuh cobaan, tetapi, tidak melupakan arti dari kebahagiaan itu sendiri. Mengajarkan untuk menyadari dan memperbaiki diri meski dengan ketidaksempurnaan. Mengarahkan hidup kita untuk belajar bersabar sebagai bekal sebuah perjalanan yang besar, yaitu perjalanan hidup. Novel ini membuat kita sadar bahwa bukanlah harta yang menjadikan diri seseorang besar, melainkan tanggung jawab untuk mengambil setitik makna kehidupan dengan sabar dan bersandar kepada kepercayaan. Percaya akan pilihan hidup, memadang akan impian, melangkah penuh harapan, dan memegang tangan Tuhan.
Categories: ,