Sinopsis Novel Ayah Karya Andrea Hirata
Deodatus Utomo
X IPA II
Ayah
karya Andrea
Hirata
Sabari
namanya. Ia adalah orang yang teguh dan sabar hati selayak namanya, Sabari.
Dihiasi oleh bait-bait puisi sebagai hadiah terindah dalam hidupnya. Alur hidup
Sabari tidaklah seperti ikan-ikan besar yang mengikuti arusnya mata air,
melainkan seperti ikan tuna yang melawan arus sehingga dagingnya empuk dan
dicari-cari. Setiap masalah tidak pernah diabaikannya mau itu besar mau itu
kecil. Belitong sebagai bantengnya, sederhana sebagai prinsipnya, dan jujur
sebagai pegangannya. Indah katanya, tapi sedih hidupnya, putih hatinya, namun hitam
kulitnya. Entah karena dia tahu atau tidak bahwa dunia itu bulat. Namun jelas,
bahwa dunia sangatlah luas bagi Sabari. Berarti sekali.
Tak lupa
hidup Sabari diwarnai juga oleh kedua manusia dengan otak pas-pasan, yaitu Ukun,
Tamat, dan Toharun. Mereka sekawan, sehati, sewarna pula nilai rapornya seperti
matahari sore, merah penuh. Mereka bersama-sama berpetualang dan bertumbuh
hingga sampailah mereka mengenal arti dari cinta .Namun, apa jadinya ketika
Sabari jatuh hati ? Mungkin awalnya dunia akan terlihat ingin kiamat, tetapi,
setelah beberapa lama memendam rasa, dunia justru semakin demikian. Siapa yang
lebih malang ?
Purnama kedua belas, Marlena namanya. Pujaan
hati Sabari. Ia adalah seorang yang cantik, tapi liar hatinya. Berapa kali
sudah ia tidak mengacuhkan Sabari yang malang ? Seribu kali mungkin. Kesal,
benci, dan marah memang sudah pantas diterima Sabari. Namun, inilah yang
menghiasi hidup laki-laki culun ini. Tapakkan jalannya, pilihan hidupnya untuk
semakin dewasa, hingga sampailah ke sebuah tanggung jawab yang besar, amat
besar. Ayah sebutannya.
Hal yang menarik
• Penulisan sastra yang sederhana dan klasik
menjadikan ciri yang memikat dalam novel ini.
• Alur ceritanya mudah untuk diikuti, namun terlepas
akan makna dari tujuan novel ini.
• Memiliki banyak tokoh, namun tidak membuat
pembaca menjadi bingung, melainkan
menjadi tidak bosan dan penat.
• Kesedihan, humor, dan kebahagiaan dapat mudah untuk
ditangkap bagi pembacanya.
• Memiliki alur dan tujuan yang kaya akan makna
hidup.
• Ceritanya menggabarkan realita meski novel ini
adalah novel fiksi.
Pelajaran
Kita menjadi tahu bagaimana kita menjalankan
hidup yang penuh cobaan, tetapi, tidak melupakan arti dari kebahagiaan itu
sendiri. Mengajarkan untuk menyadari dan memperbaiki diri meski dengan
ketidaksempurnaan. Mengarahkan hidup kita untuk belajar bersabar sebagai bekal
sebuah perjalanan yang besar, yaitu perjalanan hidup. Novel ini membuat kita sadar
bahwa bukanlah harta yang menjadikan diri seseorang besar, melainkan tanggung
jawab untuk mengambil setitik makna kehidupan dengan sabar dan bersandar kepada
kepercayaan. Percaya akan pilihan hidup, memadang akan impian, melangkah penuh
harapan, dan memegang tangan Tuhan.


